Pandemi Menjadi Tekanan Generasi Milineal Untuk Berfikir Kritis dan Inovatif
PANDEMI MENJADI TEKANAN GENERASI MILINEAL UNTUK BERFIKIR KRITIS DAN INOVATIF
Oleh : Kiki Rahmawati
Email: Kikirahma439@gmail.com
Pada awal tahun 2020 Virus Covid-19 yang berasal dari Kota Wuhan, di China, mulai menyebar memasuki Indonesia, sehingga Pemerintah Indonesia mengeluarkan status darurat bencana terhitung mulai tanggal 29 Februari 2020 hingga 29 Mei 2020 terkait pandemi virus ini dengan jumlah waktu 91 hari. Langkah awal sebagai penanggulangan yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk menghadapi virus ini adalah salah satunya dengan mensosialisasikan gerakan Social Distancing. Sosial Distancing dilakukan guna mengurangi atau bahkan untuk memutus mata rantai dari penyebaran Covid-19, oleh karena itu seseorang harus menjaga jarak aman dengan manusia lain minimal 2 meter, dan tidak melakukan kontak langsung yang nantinya dapat menyebabkan ia terinfeksi Virus tersebut, maka dari itu haruslah menghindari pertemuan massal dengan cara menerapkan Social Distancing. [1]
Indonesia juga menerapkan kebijakan pembatasan untuk berpergian ke dan dari negara-negara yang termasuk dalam daftar zona merah penularan Covid-19 dengan bertujuan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19, dan kebijakan ini juga mengikuti kebijakan yang telah dilaksanakan oleh beberapa negara yang telah terjangkit Virus Corona. Karena apabila kita membatasi untuk keluar ataupun membatasi orang yang masuk ke Indonesia, hal itu juga dilakukan dengan harapan penyebaran Covid-19 ini tidak semakin meningkat, walaupun pastinya hal tersebut akan berdampak besar pada maskapai penerbangan dan juga orang-orang yang memang memiliki kepentingan untuk berpergian ke luar negeri ataupun sebaliknya orang-orang yang berkepentingan untuk mengunjungi Indonesia.
Virus Corona yang kini telah berada di tinggat pandemi tentunya telah menyebar hampir ke seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia. Sebagai salah satu upaya Indonesia untuk dapat mengetahui lebih dalam mengenai COVID-19 ini dan tentunya untuk mencari jawaban bagaimana dapat mengatasi virus ini, Indonesia mengahadiri Pertemuan G20 yang diadakan di Arab Saudi pada tanggal 22-23 Februari 2020. Anggota G20 yang telah dilaksanakan tersebut terdiri dari beberapa negara yaitu Indonesia, Argentina, Australia, Brasil, Amerika Serikat, China, Perancis, Jerman, India, Uni Eropa, Arab Saudi, Inggris, Meksiko, Rusia, Korea Selatan, Afrika Selatan, Italia, Turki, Jepang dan Kanada. Pandemi COVID-19 telah menjadi fokus diskusi pada pertemuan G20. Timbulnya tekanan dunia terhadap COVID-19 memicu negara yang tergabung dalam G20 untuk memperkokoh kerja sama luar negeri. [2]
Dikarenakan pandemi yang tak kunjung usai ini, tentunya sangat berdampak pada kehidupan masyarakat, dimana pergerakan ekonomi, sosial, dan sebagainya yang berkaitan dengan orang lain, yang mengharuskan untuk bertemu dengan orang lain menjadi terhalang. Oleh karena itu akibat dari pandemi ini sangatlah besar sehingga tidak bisa kita pungkiri bahwa kehidupan masyarakat kian banyak mengalami perubahan, seperti yang biasanya produktif bekerja di luar rumah, kini harus menahan diri untuk keluar rumah, dan lebih memilih untuk bekerja dirumah. Namun hal ini tidak bisa seutuhnya diikuti oleh buruh yang memang pekerjaannya harus keluar dari rumah.
Mengenai permasalahan pekerjaan yang dihadapi ditengah pandemi ini, jelas berdampak pada pereekonomian masyarakat. Dampak ekonomi yang dirasakan oleh para pemilik perusahaan besar maupun usaha kecil seperti UMKM, pada 17 Mei 2021 Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan bahwa 500 ribu UMKM gulung tikar karena Pandemi Covid-19 ini.[3] Ataupun mereka yang tidak mengalami gulung tikar pastinya mengalami penurunan omset yang sangat luar biasa, kecuali yang bergerak dibidang kesehatan, yang pastinya omset penjualan sangat meningkat kala Virus Corona ini menyebar dan semakin menggila di Indonesia ini, hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya korban yang telah meninggal akibat Virus Covid-19 ini dalam data dapat terlihat perkembangan dari penyebaran Covid-19 , berikut adalah datanya :
1. Minggu 11 Juli 2021
Kasus positif Covid-19 bertambah 36.197 menjadi 2.527.203 kasus. Pasien sembuh bertambah 32.615 menjadi 2.084.724 orang. Pasien meninggal bertambah 1.007 menjadi 66.464 orang.
2. Senin 12 Juli 2021
Kasus positif Covid-19 bertambah 40.427 menjadi 2.567.630 kasus. Pasien sembuh bertambah 34.754 menjadi 2.119.478 orang. Pasien meninggal bertambah 891 menjadi 67.355 orang.
3. Selasa 13 Juli 2021
Kasus positif Covid-19 bertambah 47.889 menjadi 2.615.529 kasus. Pasien sembuh bertambah 20.123 menjadi 2.119.478. Pasien meninggal bertambah 864 menjadi 68.219 orang
4. Rabu 14 Juli 2021
Kasus positif Covid-19 bertambah 54.517 menjadi 2.670.046 kasus. Pasien sembuh bertambah 17.762 menjadi 2.157.363 orang. Pasien meninggal bertambah 991 menjadi 69.210 orang.
5. Kamis 15 Juli 2021
Kasus positif Covid-19 bertambah 56.757 menjadi 2.726.803 kasus. Pasien sembuh bertambah 19.049 menjadi 2.176.412 orang. Pasien meninggal bertambah 982 menjadi 70.192 orang.
6. Jumat 16 Juli 2021
Kasus positif Covid-19 bertambah 54.000 menjadi 2.780.803 kasus. Pasien sembuh bertambah 28.079 menjadi 2.204.491 orang. Pasien meninggal bertambah 1.205 menjadi 71.397 orang.
7. Sabtu 17 Juli 2021
Kasus positif Covid-19 bertambah 51.952 menjadi 2.832.755 kasus. Pasien sembuh bertambah 27.903 menjadi menjadi 2.232.394 orang. Pasien meninggal bertambah 1.092 menjadi 72.489 orang.
8. Minggu 18 Juli 2021
Kasus positif Covid-19 bertambah 44.721 menjadi 2.877.476 kasus. Pasien sembuh bertambah 29.264 menjadi 2.261.658 orang. Pasien meninggal bertambah 1.093 menjadi 73.528 orang.
9. Senin 19 Juli 2021
Kasus positif Covid-19 bertambah 34.257 menjadi 2.911.733 kasus. Pasien sembuh bertambah 32.217 menjadi 2.293.875 orang. Pasien meninggal bertambah 1.338 menjadi 74.920 orang.
10. Selasa 20 Juli 2021
Kasus positif Covid-19 bertambah 38.325 menjadi 2.950.058 kasus. Pasien sembuh bertambah 29.791 2.323.666 orang. Pasien meninggal bertambah 1.280 menjadi 76.200 orang.
11. Selasa 20 Juli 2021
Kasus positif Covid-19 bertambah 38.325 menjadi 2.950.058 kasus. Pasien sembuh bertambah 29.791 2.323.666 orang. Pasien meninggal bertambah 1.280 menjadi 76.200 orang.
12. Rabu 21 Juli 2021
Kasus positif Covid-19 bertambah 33.772 menjadi 2.983.830 kasus. Pasien sembuh bertambah 32.887 menjadi 2.356.553 orang. Pasien meninggal bertambah 1.383 menjadi 77.583 orang.
13. Kamis 22 Juli 2021
Kasus positif Covid-19 bertambah 49.509 menjadi 3.033.339 kasus. Pasien sembuh bertambah 36.370 menjadi 2.393.923 orang. Pasien meninggal bertambah 1.449 menjadi 79.032 orang.
14. Kamis 22 Juli 2021
Kasus positif Covid-19 bertambah 49.509 menjadi 3.033.339 kasus. Pasien sembuh bertambah 36.370 menjadi 2.393.923 orang. Pasien meninggal bertambah 1.449 menjadi 79.032 orang.
15. Jumat 23 Juli 2021
Kasus positif Covid-19 bertambah 49.071 menjadi 3.082.410 kasus. Pasien sembuh bertambah 38.988 menjadi 2.431.911 orang. Pasien meninggal bertambah 1.566 menjadi 80.598 orang.[4]
Wabah ini telah ditetapkan sebagai darurat kesehatan global. Virus ini sempat membuat semua kegiatan sehari-hari manusia terhambat. Karantina saja mungkin tidak cukup untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 ini, dan dampak global dari infeksi virus ini adalah salah satu yang semakin memprihatinkan.[5]
Dengan perkembangan penularan Covid-19 yang kian melonjak, meskipun pasien yang sembuh juga kian bertambah, namun tidak bisa dipungkiri bahwa pasien yang meninggal pun lebih banyak lagi. Sehingga Pemerintah Indonesai semakin giat untuk menerbitkan kebijakan-kebijakan guna mencegah penyebaran Covid-19 ini. Pandemi ini telah melanda Indonesia selama 1 tahun lebih dan masyarakat pun mendapatkan dampak yang sangat kuat dari peristiwa ini.
Dampak yang dirasakan oleh pekerja atau buruh adalah mereka yang mendapatkan PHK dari tempat mereka bekerja, ataupun dirumahkan, dan juga ada yang masih dipertahankan dalam tempat kerja namun mereka tetap mendapatkan dampaknya dengan pengurangan gaji. Jumlah pekerja yang mendapat PHK dan dirumahkan dari keterangan yang diberikan Kementerian Ketenagakerjaan adalah 29,4 Juta Pekerja. Dari data tersebut dapat kita pahami bahwa dampak dari Virus Corona ini sangatlah besar, dan apabila terus menerus seperti ini kita bisa saja mengalami krisis ekonomi, dan hal itulah yang merupakan kekhawatiran terbesar bagi pemerintah. Karena ketika Negara kita mengalami krisis ekonomi maka akan sulit juga untuk mendapatkan obat-obatan ataupun peralatan guna merawat pasien-pasien yang terkena Virus Corona tersebut, dan juga untuk menyalurkan dana batuan kepada masyarakat yang pekerjaannya, aktivitas sehari-harinya terhalang karena Virus ini juga akan terhambat.[6]
Kasus penyebaran Covid-19 yang semakin hari semakin bertambah banyak, membuat Pemerintah juga kebingungan bagaimana lagi upaya yang harus dilakukan untuk mencegah penyebaran virus ini. Kebingungan itupun tidak hanya dirasakan oleh Pemerintah, karena Masyarakat Indonsia sendiri sebagai orang yang juga mendapatkan dampak dari pandemi ini juga merasakan kebingungan yang sama, bagaimana untuk menyudahi pandemi ini dan bagaimana untuk bertahan di tengah kondisi yang serba sulit ini, baik dari segi ekonomi maupun sosial. Dimana dari segi ekonomi masyarkat kesusahan untuk melakukan pekerjaan, apalagi mereka yang bekerja harus keluar dari rumah dan harus berinteraksi langsung dengan orang lain. Ketika pemerintah menerapkan kebijakan untuk tidak berkerumum, tidak melakukan pekerjaan di luar rumah, dan untuk tidak melakukan kegiatan yang menimbulkan kerumunan. Hal tersebut akan menjadi dilema bagi para pedagang kaki lima, buruh tani, dan pekerjaan lain sejenisnya. Dimana pekerjaan tersebut membutuhkan interaksi dengan orang lain.
Oleh karena itu sebagai kaum milenial yang juga dianggap sebagai agent of change harus dapat berfikir kritis dan inovatif dikala keadaan yang serba sulit ini. Untuk dapat berfikir bagaimana dalam keadaan yang kian sulit ini kita dapat mencari celah untuk dapat mengembangkan diri dan tentunya memberikan benefit bagi diri sendiri dan orang lain. Sebagai anak milenial yang seharusnya dapat berfikir inovatif dikala serba susah ini, kita harus dapat berfikir dan pintar mencari peluang untuk dapat melakukan kegiatan yang tidak membahayakan diri sendiri ataupun orang lain dari Covid-19 namun dapat memberikan keuntungan untuk diri sendiri. Sehingga waktu yang dihabiskan di rumah tidak sia-sia dan tidak berlalu dengan datar begitu saja.
Ketika pandemi ini terjadi, banyak penjual makanan yang biasanya disediakan ditempat itu harus tutup, untuk itu sebagai generasi milenial hendaknya berfikir inovatif untuk mencari jalan lain, agar usahanya tetap berjalan. Bisa beralih ke online shop, kemudian bisa beralih ke usaha design atau souvenir. Dimana ketika pandemi ini pernikahan memang tidak bisa dipungkiri tetap dilaksanakan, dengan aturan tidak diperbolehkan terjadi kerumunan, yang artinya pernikahan diadakan dengan sederhana. Namun untuk memberikan ucapan selamat dan memberikan hadiah sebagai rasa ikut bahagia pada moment indah dari kedua mempelai, biasanya akan menggunakan jasa online shop yang nantinya barangnya bisa diantarkan langsung sampai tujuan.
Sebagai genrasi muda, sebagai generasi milenial hendaknya memiliki pemikiran yang kritis dikala situasi pandemi seperti ini, dimana kekhawatiran melanda seluruh masuyarakat Indonesia, kebingungan dan juga rasa terkejut yang dialami masyarakat Indonesia dimana negeri tercinta ini ikut dilanda pandemi Covid-19 yang sudah lama enggan meninggalkan Indonesia. Lebih dari 1 tahun Virus Corona melanda Indonesia, dan selama itulah pemerintah dan masyarakat dituntut untuk dapat bertahan dan tentunya pemerintah dituntut untuk bertindak melakukan pencegahan terhadap penyebaran Virus Corona ini dan masyarakat juga dituntut untuk mengikuti himbauan pemerinah dengan harapan akan menurunkan tingkat penularan Virus Corona tersebut.
Generasi milenial yang seharusnya memiliki rasa tanggungjawab untuk memberikan edukasi pada masyarakat dimana masih banyak terdapat masyarakat khususnya di pedesaan yang tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Masih dianggap bahwa Virus Corona ini hanyalah sebuah berita bagi masyarakat di pedesaan yang jauh dari kota, hendaknya sebagai generasi milenial dapat memberikan pengetahuan lebih akan bahaya Virus Corona ini dan bagaimana virus ini dapat menular. dengan memberikan edukasi walaupun secara dasar itu sangat membantu dalam upaya pencegahan Covid-19 ini. Memberikan informasi sesuai data dan fakta, karena dikala kondisi yang membuat seluruh rakyat Indonesia ini khawatir, pasti rumor bertebaran dimana-mana, disini sebagai generasi milenial hendaknya dapat menyaring mana informasi yang benar atau mana yang hanya sebatas rumor belaka.
[1] Buana, R. D. ’’Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa’’. Sosial Dan Budaya, Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 53(9), 2017. Hal 218
[2] Arianto, B, “Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Perekonomian Dunia”. Jurnal Ekonomi Perjuangan, Vol. 2 No. 2 Juli 2020, hal 214-215
[3] https://www.liputan6.com/bisnis/read/4559347/500-ribu-umkm-gulung-tikar-gara-gara-pandemi-covid-19, diakses 24 Juli 2021
[4] https://m.merdeka.com/peristiwa/data-terkini-korban-virus-corona-di-indonesia-pada -juli-2021.html. diakses 24 Juli 2021
[5] Putri, R. N. “Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Covid-19”. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(2), 2020, Hal 707
[6] https://www.tribunnews.com/bisnis/2021/03/27/kemenker-294-juta-pekerja-terdampak-pandemi-covid-19-di-phk-hingga-dirumahkan, diakses pada 24 Juli 2021
DAFTAR PUSTAKA
Putri, R. N. (2020). Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(2), 705.
Buana, R. D. (2017). Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa. Sosial Dan Budaya, Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 53(9), 1689–1699.
Arianto, B. (2021). Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Perekonomian Dunia. Jurnal Ekonomi Perjuangan, 2(2), 212–224.
2020 “ 500 Ribu UMKM Gulung Tikar Gara-Gara Pandemi COVID-19”, https://www.liputan6.com/bisnis/read/4559347/500-ribu-umkm-gulung-tikar-gara-gara-pandemi-covid-19, diakses 24 Juli 2021
2021 “Data Terkini Korban Virus Corona di Indonesia Pada Juli 2021”, https://m.merdeka.com/peristiwa/data-terkini-korban-virus-corona-di-indonesia-pada -juli-2021.html, diakses pada 24 Juli 2021
2021 “Kemenker: 29,4 Juta Pekerja Terdampak Pandemi Covid-19, di PHK Hingga Dirumahkan”, https://www.tribunnews.com/bisnis/2021/03/27/kemenker-294-juta-pekerja-terdampak-pandemi-covid-19-di-phk-hingga-dirumahkan, diakses pada 24 Juli 2021