Preparing to The Golden Indonesia at 2045 with Character Building

  
Oleh: Safira Ila Mardhatillah

(Esai ini pernah diikut sertakan dalam lomba Esai Kreatif  “KESMA EPIC”
Cianjur Grand University Days 2022)

      PENDAHULUAN

Indonesia pada tahun 2022 saat ini akan memasuki umur yang ke 77 tahun. Perjalanan yang tidak mudah tentunya untuk membawa Indonesia yang sudah aman, tenteram, dan damai seperti saat ini. Namun, masih sangat banyak hal yang perlu diperhatikan oleh warga negara Indonesia terutama tanggungjawab yang diemban oleh para pemudanya dalam memajukan bangsa dan negara tercinta ini. Pada tahun 2045, Indonesia akan memasuki era keemasannya, Mengapa demikian? Hal tersebut dikarenakan usia produktif yang lebih tinggi dibandingkan usia non produktif. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah usia produktif kisaran rentang usia 20-29 tahun adalah berjumlah 44,9 juta sedangkan usia non produktif hanya berjumlah 29,16 juta.

Hal itu menunjukkan bahwa masa depan pada saat memasuki era keemasan di tahun 2045 kelak akan menjadi tanggungjawab besar para anak muda saat ini. Untuk membangun Indonesia semakin maju dan berkualitas maka tolak ukurnya adalah dengan memperhatikan potensi dan kualitas generasi mudanya. Kemudian, Apa yang perlu dipersiapkan oleh generasi muda? Satu diantaranya ialah “Pendidikan Karakter”. Dengan adanya pendidikan karakter dan penerapannya maka akan menghasilkan generasi muda yang berkualitas serta membantu memajukan Indonesia. Generasi pemuda lah yang akan menentukan apakah pada tahun 2045 tersebut dapat semakin baik atau tidaknya.

Oleh karena itu, sangat lah penting untuk memberikan kesadaran kepada setiap generasi muda dalam meningkatkan dan menerapkan pendidikan karakter demi mencapai dan menuju Indonesia Emas 2045. Pada saat ini, kita ketahui bersama bahwa semakin majunya perkembangan zaman maka semakin beragam pula pola pikir generasi muda. Dengan adanya keberagaman atau kompleksnya pola pikir generasi muda tersebut maka peran dari character building atau pendidikan karakter ini akan semakin penting pula untuk diterapkan agar generasi muda tidak berjalan diarah yang kurang tepat, karena tonggak kemajuan suatu bangsa saat ini ada ditangan generasi mudanya.

    PEMBAHASAN

Character building atau Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai sistem pendidikan dengan menanamkan nilai-nilai sesuai budaya bangsa dengan unsur pengetahuan (kognisi), emosi (cinta) dan perilaku. Baik perilaku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan masyarakat. Dari sini dapat kita artikan bahwa pendidikan karakter sangat erat kaitannya dengan moral, perilaku, cara pandang, cara berpikir dan sikap seseorang. Pendidikan karakter adalah suatu sistem yang meliputi unsur pengetahuan, kesadaran, motivasi, dan perilaku, serta menerapkan nilai-nilai untuk Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, orang lain, dan lingkungan untuk menjadi manusia. Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pendidikan karakter peserta didik secara terpadu dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan masing-masing satuan pendidikan.1

Character building atau Pendidikan karakter dapat diterapkan oleh generasi muda dengan memperhatikan beberapa hal yakni yang pertama, memperhatikan kurikulum yang diberikan dengan kurikulum yang sudah diperbarui saat ini maka sudah cukup memberikan peningkatan terhadap pendidikan karakter, karena sudah tidak lagi bergantung atau terfokus pada satu ranah lingkup kecil saja akan tetapi sudah mulai meluas, misalnya dengan dihadirkannya kampus merdeka oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan hadirnya kampus merdeka dan program-program yang ada didalamnya menjadikan generasi muda semakin leluasa dan percaya diri dalam hal eksplorasi minat dan bakatnya serta sadar akan potensi atau kemampuan yang dimiliki.

Berbeda dengan sistem pendidikan yang sebelumnya dimana seorang pelajar atau generasi muda yang masih menempuh pendidikan di bangku sekolah diharuskan menguasai segala macam bidang, padahal seperti yang sudah kita pahami seharusnya sistem pendidikan yang benar adalah memberikan ruang nyaman bagi generasi muda agar percaya diri dalam mengembangkan keahliannya masing-masing karena keahlian setiap anak adalah berbeda-beda sehingga tidak bisa disamaratakan. Pada saat ini sistem pendidikan di Indonesia setidaknya sudah mulai beranjak sedikit demi sedikit menuju sistem pendidikan yang lebih baik termasuk dalam proses penerapan character building atau pendidikan karakternya. Dengan adanya kurikulum yang baik pula maka generasi muda akan lebih bersemangat dalam mengembangkan minat dan bakatnya hingga meningkatkan daya saing berkompetisi dalam meraih prestasi yang mendunia baik pada tingkat nasional bahkan internasional serta tentunya berdampak positif terhadap kemajuan bangsa dan negara.

Kemudian yang kedua, untuk mendukung tercapainya penerapan pendidikan karakter ini ialah dengan perbaikan mutu tenaga pendidik, tenaga pendidik di Indonesia merupakan salah satu aspek yang juga penting untuk diperbaiki, Mengapa demikian? Karena tidak sedikit tenaga pendidik yang ternyata masih mengutamakan nilai dibandingkan sikap atau etika anak didiknya, misalnya dalam hal mengerjakan ujian, latihan, pekerjaan rumah, dan semacamnya saat anak didik yang mendapatkan nilai besar maka secara langsung pasti mendapatkan apresiasi tinggi dari tenaga pendidik tersebut akan tetapi yang mendapatkan nilai sebaliknya atau yang nilainya rendah justru dibandingkan dan sebagainya.

Hal ini perlu dikoreksi untuk kedepannya karena seharusnya tenaga pendidik yang bijak mampu menilik lebih dalam terkait apakah anak didikannya mengerjakan ujian dengan jujur atau tidak apakah itu benar hasil dari usahanya sendiri ataukah hasil melihat pekerjaan orang lain. Hal seperti itu terkadang menjadi hal sepele namun akan berdampak besar bagi kehidupan anak didik bahkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari hal atau kejadian-kejadian seperti itu maka semakin dapat dipahami bahwasanya kehadiran pendidikan karakter atau penanaman nilai-nilai karakter yang baik sangat diperlukan bagi generasi muda dalam mencapai Indonesia emas 2045. Selain itu, tenaga pendidik yang baik ialah tenaga pendidik yang mampu mentransformasikan visi dan misi pendidikan karakter itu sendiri dengan cara atau metode yang kreatif, inovatif, serta kolaboratif. Selanjutnya, yang ketiga, yakni pendukung dalam   hal   menerapkan pendidikan karakter ialah dengan adanya perbaikan sarana dan prasarana dalam hal pendidikan. Di Indonesia masih belum cukup merata terkait sarana dan prasarana pendidikannya. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memberikan bantuan kepada pelajar yang berprestasi, pelajar yang kurang mampu secara finansial, dan juga kepada para pelajar yang tinggal atau menempuh pendidikan di sekolah yang lokasinya terpelosok atau terpencil dengan cara mengadakan program beasiswa dan memberikannya kepada yang berhak sesuai dengan klasifikasi atau kategorinya. Hal tersebut juga dapat sekaligus menjadi motivasi bagi para pelajar tersebut agar semakin bersemangat dalam menimba ilmu, serta berlomba-lomba meraih prestasinya, serta berkontribusi dan berdampak positif secara nyata untuk bangsa dan negaranya.

Hal ini tentunya penting sebagai penunjang pendidikan karakter dengan adanya sarana dan prasarana yang baik maka generasi muda akan semakin bersemangat dalam belajar serta meraih prestasi yang gemilang. Eksistensi karakter dalam suatu bangsa dapat menjadi sebuah tolak ukur dalam menilai berhasil tidaknya suatu bangsa dalam memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam kebijakan nasional sudah diatur tentang pembangunan karakter bangsa tahun 2010-2025 yang dibagi menjadi empat elemen yaitu olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa.

Olah hati terkait dengan perasaan sikap dan keyakinan atau keimanan, olah pikir berkenaan dengan proses nalar guna mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif, olah raga terkait dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas, serta olah rasa   dan   karsa berhubungan dengan kemauan dan kreativitas yang tecermin dalam kepedulian, pencitraan, dan penciptaan kebaruan (Pemerintah Republik Indonesia, Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025).2

Dengan adanya penerapan pendidikan karakter disertai dengan pendukungnya serta keempat elemen dalam kebijakan nasional pembangunan karakter bangsa kemudian melekat dan ditanamkan dalam diri setiap generasi muda di Indonesia maka akan sangat membantu mengendalikan proses menuju ke Golden Indonesia (Indonesia Emas) 2045 serta mencapai target keberhasilan dalam menjadikan Indonesia semakin maju.

       PENUTUP

Generasi muda dikenal sebagai agen perubahan. Majunya suatu bangsa dapat diukur atau dilihat dari kualitas dan karakter generasi mudanya. Penerapan pendidikan karakter atau character building inilah yang menjadi titik terang bagi cita-cita bangsa Indonesia yang akan membawa Indonesia meraih puncak keemasannya pada tahun 2045 mendatang. Untuk itu, diperlukan para generasi muda yang berkualitas, cakap, kreatif dan inovatif, berpikir tingkat tinggi, memiliki keberanian, tahu dan menghormati tanah air, memiliki sikap dan jiwa patriotisme yang melekat dalam dirinya dan mencintai bangsa dan negaranya. Kemudian, generasi muda juga diharapkan mampu memadukan atau mengombinasikan intelektualitas, emosional, dan spiritualitasnya.

Dengan Hadirnya generasi emas yang berkualitas juga akan mampu membantu pemerintah memegang dan mengontrol semua permasalahan yang ada di Indonesia dan dapat menjadi tanda suatu keberhasilan majunya pendidikan di Indonesia. Cita-cita ini tidak akan terwujud tanpa kerjasama yang baik antara pembuat kebijakan dan juga pelaku kebijakannya yakni satu diantaranya ialah generasi muda. Sumber daya manusia yang melimpah serta berkualitas akan menjadi sumber modal yang besar bagi keberhasilan pendidikan Indonesia dalam perjalanan menuju The Golden Indonesia atau Indonesia Emas 2045.

    DAFTAR PUSTAKA

Aidah, SN, & Indonesia, TPKBM 2021, 'Pembelajaran Pendidikan Karakter', books.google.com

Harahap, ACP 2019, 'Character building pendidikan karakter', Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan Dan Konseling, jurnal.uinsu.ac.id

Muchtar, D, & Suryani, A 2019, 'Pendidikan karakter menurut kemendikbud',

Edumaspul: Jurnal Pendidikan, ummaspul.e-journal.id

Putra, MAH 2019, 'Building character education through the civilization nations children', The Kalimantan Social Studies Journal, ppjp.ulm.ac.id,

Utami, SW 2019, 'Penerapan pendidikan karakter melalui kegiatan kedisiplinan siswa', Jurnal Pendidikan, journal31.unesa.ac.id,

Next Post Previous Post